LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Biologi dengan judul “Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim”
yang disusun oleh
Nama : Asrianti
NIM/Kelompok : 1215040014 / 3
Kelas : Pendidikan Geografi
Jurusan : Geografi
telah diperiksa oleh asisten dan koordinator
asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, 12 Desember 2012
Koordinator Asisten Asisten
M. Irwan S.Pd
Rika Yustika Rahman
Nim. 101404031
Mengetahui,
Dosen penanggung jawab
Andi Rahmat Saleh, S.Pd M.Si
NIP. 1921231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Enzim
atau fermen adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator
reaksi-reaksi biokimia pada mahkluk biologi. Zat-zat yang diuraikan oleh reaksi
disebut substrat, dan yang baru terbentuk dari reaksi disebut produk.
Spesifisitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya, dan enzim mempercepat
reaksi kimia spesifik tanpa pembentukan produk samping. Hampir semua enzim dalam tubuh
merupakan protein. Enzim sangat penting dan berpengaruh dalam tubuh makhluk
hidup. Karena hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cepat. Enzim memegang peranan yang sangat penting dalam
reaksi metabolisme dalam tubuh. Reaksi reaksi kimia kompleks dalam tubuh akan
berlangsung sangat sangat lambat jika tanpa enzim. Enzim ini bekerja dalam cairan larutan encer,
suhu, dan pH yang sesuai dengan kondisi fisiologis biologis. Melalui
aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik sehingga menghasilkan
hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda,
semuanya mengacu untuk menunjang kehidupan. Enzim merupakan suatu protein, maka
sintesisnya dalam tubuh diatur dan dikendalikan oleh sistem genetik, seperti
halnya dengan sintesis protein pada umumnya.
Pada
setiap enzim memiliki pH dan suhu yang berbeda-beda untuk dapat bekerja secara
optimal. Karena apabila suhu dan keasaman tidak sesuai dengan sifat suatu enzim
maka enzim tersebut tidak dapat bekerja secara optimal, tidak aktif, bahkan
mengalami kerusakan yang dalam istilah biologi disebut denaturasi.
Kita dapat menemukan enzim baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu
enzim tersebut adalah enzim amilase yang terdapat pada tumbuhan. Nama lain dari
amilase adalah diastase. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi
gula. Amilase dihasilkan oleh daun atau biji yang sedang berkecambah.
Untuk membuktikan pernyataan diatas,
maka dilakukanlah percobaan yang berjudul “pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim”.
B. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan
:
Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
amilase.
C. Manfaat
praktikum
Dengan
adanya praktikum ini, maka praktikan dapat membuktikan pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim amilase.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim
dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim yang
terdapat pada tumbuhan adalah amylase. Nama lain dari amylase adalah Diastase.
Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Amylase dihasilkan
oleh daun atau biji yang sedang berkecambah. Aktivitas amylase dipengaruhi oleh
bahan-bahan organic, pH, suhu, cahaya, dan konsentrasi. pH optimum dari amylase
menurut Hopkins, Cole, dan Green (Miller, 1938) adalah 4,5-4,7 (Tim Pengajar,
2012).
Enzim adalah protein katalik. Suatu katalis
adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan
oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi melalui
jalur-jalur metabolism akan menjadi sangat macet. Setiap reaksi kimiawi
melibatkan pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan. Misalnya, hidrolisis
sukrosa melibatkan pertama-tama pemutusan ikatan antara glukosa dan fruktosa
dan kemudian pembentukan ikatan baru dengan suatu atom hydrogen dan suatu gugus
hidroksil air (Campbell, 2000).
Seperti halnya reaksi-reaksi katalis pada
umumnya, maka sebelum terjadi suatu hasil reaksi terlebih dahulu akan terbentuk
suatu kompleks antara katalisator dan substrat yaitu kompleks enzim-substrat.
Pembentukan kompleks enzim-substrat ini terjadi karena enzim pada permukaannya
mempunyai suatu bagian yang reaktif sehingga dapat mengikat substrat. Setelah
terbentuk kompleks enzim-substrat maka ikatan-ikatan di dalam substrat cenderung untuk pecah menjadi beberapa bentuk
hasil reaksi dimana enzim dilepaskan kembali untuk selanjutnya menangkap
substrat yang baru dan mengulangi reaksi seperti semula
(Ristiati, 2000).
Beberapa
reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi
karena adanya suatu zat yang membantu proses tersebut. Bila zat ini tidak ada,
maka proses-proses tersebut berjalan lambat atau bahkan tidak berlangsung sama
sekali. Zat tersebut dikenal dengan nama fermen atau enzim (Janice, 2003).
Di
dalam tubuh makhluk hidup, berbagai enzim dibentuk dalam keadaan tidak aktif
and diberi nama zimogen. Untuk mengaktifkannya harus dibantu oleh suatu
aktivator sehingga fungsional. sebagai contoh, pada sistem pencernaan,
tripsinogen harus diaktifkan terlebih dahulu oleh enterokinase (suatu aktivator
yang dihasilkan oleh dinding usus halus) manjadi tripsin yang kemudian dapat
melakukan pemecahan protein (Janice, 2003).
Menurut Poedjiadi (1994), faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim:
1.
Konsentrasi enzimPada suatu
konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi enzim.
2.
Konsentrasi substrat. Dengan
konsentrasi enzim yang tetap, perubahan substrat akan menambah kecepatan
reaksi.
3.
Suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi,
sehingga bagian aktifnya terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim
berkurang dan kecepatan reaksinya turun.
4.
Penagruh pH. Struktur ion enzim
tergantung pada pH lingkungannya, enzim dapat terbentuk ion (+) atau (-) atau
bermuatan ganda (switter ion). pH dapat menyebabkan proses denaturasi yang
dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim.
5.
Pengaruh inhibitor. Dapat berupa
hambatan inversibelyang disebabkan oleh terjadinya estruksi atau modifikasi
sebuah gugus fungsi atau lebih, yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan
reversibel dapat berupa hambatan bersaing dan tak bersaing.
Seperti yang kita ketahui, enzim
merupakan sebuah kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan
- perubahan kimia dalam sistem biologi. Cara kerja enzim akan berhubungan
dengan sifat enzim sebagai protein sehingga cara kerja enzim akan sangat
dipengaruhi oleh suhu, derajat keasaman, hasil akhir produk, konsentrasi enzim
itu sendiri, konsentrasi substrat, zat penghambat, dan kadar air. Enzim
bertindak sebagai katalis di dalam tubuh mahluk hidup sehingga terkadang enzim
disebut sebagai biokatalisator. Karena bertindak sebagai katalis, maka enzim
bisa meningkatkan kecepatan reaksi kimia tetapi tidak ikut berubah dalam reaksi
kimia tersebut (Anonim, 2012 ).
Sesuai dengan namanya, cara kerja
enzim menurut teori ini mirip dengan mekanisme kunci dan anak kunci. Dalam hal
ini, enzim diibaratkan sebagai kunci gembok yang bersifat aktif, sedangkan
substrat diibaratkan sebagai anak kuncinya. Substrat akan memasuki enzim
seperti layaknya anak kunci yang memasuki kunci gembok. Pada proses selanjutnya,
substrat akan diubah menjadi produk. Pada tahap selanjutnya, sisi aktif enzim
akan melepaskan produk dan siap menerima substrat baru yang lain. Sisi aktif
enzim pada dasarnya mengandung sejumlah kecil asam amino sehingga hanya molekul
dengan bentuk tertentulah yang bisa menjadi substrat bagi enzim (Anonim, 2012 ).
Pada teori ini, cara
kerja enzim adalah dengan cara melakukan penyesuaian bentuk supaya bisa
berikatan dengan substrat. Tujuan dari penyesuaian bentuk ini adalah untuk
meningkatkan kecocokan dengan substrat sehingga membuat ikatan enzim dan
substrat menjadi lebih reaktif. Sisi aktif molekul enzim akan menjadi tempat
melekatnya substrat sehingga bisa membentuk molekul kompleks enzim - substrat.
Molekul enzim akan berubah ke bentuk semula setelah produk dihasilkan dan siap
untuk menerima substrat baru yang lain lagi (Anonim,
2012 ).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Waktu
praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 7 Desember 2012
Waktu : Pukul 15.35 s.d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat FMIPA UNM.
Waktu : Pukul 15.35 s.d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat FMIPA UNM.
B. Alat
dan Bahan
1) Alat
1. Tabung
reaksi kecil 10 buah.
2. Pipet
tetes
3. Rak
tabung reaksi
4. Pembakar
spiritus
5. Penjepit
tabung
6. Stopwatch
2) Bahan:
1. Ekstrak
2. Larutan
Amilum
3. Larutan
fehling A dan B
4. HCl
encer 10 %
5. Larutan
NaOH 1 %
6. Kertas
pH
A.
Prosedur
kerja
1. Menyiapkan
Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Membagi
tabung I menjadi 3 yaitu Ia, Ib dan Ic. Kemudian menambahkan masing-masing
tabung dengan amilum, setelah itu menambahkan
ekstrak kecambah kemudian mengecek pHnya. Lalu menambahkan fehling A dan B
kemudian mengamati warnanya, lalu mendiamkannya selama 5 menit untuk tabung Ia,
10 menit untuk tabung Ib dan 15 menit untuk tabung Ic. Setelah
itu memanaskan lalu mengamati
kembali warnanya.
3. Membagi
tabung II menjadi 3 yaitu IIa, IIb dan IIc. Kemudian menambahkan masing-masing
tabung dengan amilum, setelah itu ditambahkan ekstrak kecambah dan larutan HCl
kemudian mengecek pHnya. Lalu menambahkan fehling A dan B kemudian mengamati
warnanya, lalu mendiamkannya selama 5 menit untuk tabung IIa, 10
menit untuk tabung IIb dan 15 menit untuk tabung IIc. Setelah itu memanaskan
lalu mengamati kembali warnanya.
4. Membagi
tabung III menjadi 3 yaitu IIIa, IIIb, dan IIic. Kemudian menambahkan
masing-masing tabung dengan amilum, setelah itu ditambahkan ekstrak kecambah
dan larutan NaOH kemudian mengecek pHnya. Lalu menambahkan fehling A dan B
kemudian mengamati warnanya, lalu mendiamkannya selama 5 menit untuk tabung IIIa,
10 menit untuk tabung IIIb dan 15 menit untuk tabung IIIc . Setelah
itu memanaskan lalu mengamati
kembali warnanya.
5. Menyiapkan
tabung D sebagai tabung kontrol. Kemudian menambahkan amilum dan fehling A dan
B kemudian memanaskannya lalu mengamati warnanya.
6. Membandingkan
warna yang terjadi pada tabung. Mencatat pada tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Tabung
|
pH
|
Hasil Pengamatan
|
||
Sebelum dipanaskan
|
Setelah
dipanaskan
|
|||
I
|
a
|
7
|
Biru
muda
|
Biru muda, ada endapan
|
b
|
Biru
muda
|
Biru muda, ada endapan
|
||
c
|
Biru
tua
|
Hijau
tua
|
||
II
|
a
|
1
|
Putih keruh
|
Putih, ada endapan
|
b
|
kuning
|
Kuning pekat
|
||
c
|
Hijau
|
Hijau
|
||
III
|
a
|
13
|
Ungu
|
Biru tua
|
b
|
Ungu
|
Ungu
|
||
c
|
Ungu
|
Ungu
|
||
IV
|
kontrol
|
7
|
Biru
|
Hijau
|
B.
Pembahasan
1. Tabung I
Pada tabung I dibagi dalam tiga buah tabung reaksi yang berisi amilum lalu
ditambahkan ekstrak sehingga diperoleh pH 7. Mula-mula ketiga tabung berwarna
Biru muda setelah ditambah Fehlin A dan B namun setelah dipanaskan warna tabung
Ia biru muda ada endapan, Ib biru muda ada endapan dan Ic hijau tua.
2. Tabung II
Pada tabung II dibagi dalam tiga
buah tabung reaksi yang berisi amilum lalu ditambahkan ekstrak. Kemudian
tambahkan HCL sehingga pHnya menjadi 1. Setelah ditambahkan fehlin A dan
B warna tabung IIa putih keruh, IIb kuning dan IIc hijau. Setelah
dipanaskan warnanya berubah menjadi tabung IIa putih ada endapan, IIb kuning
pekat dan IIc hijau.
3. Tabung III
Pada tabung III dibagi dalam tiga
buah tabung reaksi yang berisi amilum lalu ditambahkan ekstrak. Kemudian ditambahkan
NaOH sehingga pHnya menjadi 13. Setelah ditambahkan fehlin A dan B warna
tabung IIIa ungu, IIIb ungu dan IIIc ungu. Setelah dipanaskan warnanya
berubah menjadi tabung IIIa biru tua, IIIb ungu dan IIIc ungu.
4. Tabung IV
Pada tabung IV yang berisi amilum
ditambahkan dengan fehlin A dan B, warna awal tabung adalah biru tua, dan berubah
menjadi hijau setelah dipanaskan. Hal ini menandakan bahwa tidak adanya
aktifitas enzim dalam tabung reaksi.
Banyak faktor yang mempengaruhi laju reaksi suatu enzim. Di antaranya yang
paling penting adalah konsentrasi- konsentrasi substrat dan enzim. Beberapa
faktor utama yang lain adalah suhu, pH, kekuatan ionik, dan adanya
inhibitor.Sesungguhnya segala sesuatu yang mempengaruhi sruktur tersier protein
enzim akan mempengaruhi laju reaksi enzim.
Namun,
dalam percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori, hall ini
disebabkan karena terjadi kesalahan pada saat praktikum
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari bisa ditarik dari percobaan ini
adalah. Bahwa, pH sangat berpengaruh terhadap kerja suatu enzim. Karena
perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif
enzim, sehingga menghalangi sisi aktif berkombinasi dengan substratnya.
Perubahan warna yang terjadi pada setiap tabung menandakan bahwa enzim pada
setiap tabung tersebut bekerja, walaupun terjadi perubahan warna yang tidak
sesuai dengan teori.
B. Saran
1.
Untuk laboran
Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium dibersihkan,
sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang bersih.
2.
Untuk praktikan
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam
melihat hasil pengamatan.
3.
Untuk asisten
Sebaiknya asisten lebih memahami dan mengetahui
prosedur kerja yang benar , agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum
serta konsisiten dalam asistensi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kerja-enzim. http://carapedia.com. Diakses pada tanggal 9 Desember 2012.
Campbell, Neil A dkk. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta
Janice,
D.L. 2003. Biologi Tesis. Erlangga. Jakarta.
Restiati, Ni Putu. 2000. Pengantar
Mikrobiologi Umum. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Poedjiadi,A. 1994. Dasar-dasar Biokimia I.
Jakarta : UI-Press
Tim Pengajar. 2012. Penuntun
Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
LAMPIRAN
Jawaban
Pertanyaan
1.
Apa guna larutan
fehling A dan B dan JKJ?
Jawab : Fungsi
larutan fehling A dan B yaitu sebagai larutan atau indikator untuk membuktikan
adanya glukosa di dalam larutan percobaan.
2.
Mengapa kecambah perlu dicentrifuge
terlebih dahulu?
Jawab : kecamabah perlu di centrifuge agar diperoleh cairan supernatan
yang lebih murni dari sebelumnya karena centrifuge dalam pemutarannya berfungsi
untuk mengendapkan serat-serat atau kotoran-kotoran dari cairan yang merupakan
cairan supernatan.
3. Apa
fungsi HCl dan NaOH pada percobaan tersebut?
Jawab: untuk menjadikan
cairan dalam tabung reaksi menjadi asam dan basa.
Dasar teori internet
Seperti yang kita ketahui, enzim merupakan sebuah kelompok protein
yang menjalankan dan mengatur perubahan - perubahan kimia dalam sistem biologi.
Cara kerja enzim akan berhubungan dengan sifat enzim sebagai protein sehingga
cara kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu, derajat keasaman, hasil
akhir produk, konsentrasi enzim itu sendiri, konsentrasi substrat, zat
penghambat, dan kadar air. Enzim bertindak sebagai katalis di dalam tubuh
mahluk hidup sehingga terkadang enzim disebut sebagai biokatalisator. Karena
bertindak sebagai katalis, maka enzim bisa meningkatkan kecepatan reaksi kimia
tetapi tidak ikut berubah dalam reaksi kimia tersebut.
Berikut ini adalah teori yang menjelaskan tentang cara kerja enzim:
# LOCK AND KEY THEORY
Sesuai dengan namanya, cara kerja enzim menurut teori ini mirip dengan
mekanisme kunci dan anak kunci. Dalam hal ini, enzim diibaratkan sebagai kunci
gembok yang bersifat aktif, sedangkan substrat diibaratkan sebagai anak
kuncinya. Substrat akan memasuki enzim seperti layaknya anak kunci yang
memasuki kunci gembok. Pada proses selanjutnya, substrat akan diubah menjadi produk.
Pada tahap selanjutnya, sisi aktif enzim akan melepaskan produk dan siap
menerima substrat baru yang lain.
Sisi aktif enzim pada dasarnya mengandung sejumlah kecil asam amino
sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentulah yang bisa menjadi substrat
bagi enzim.
# INDUCED FIT THEORY
Pada teori ini, cara kerja enzim adalah dengan cara melakukan penyesuaian
bentuk supaya bisa berikatan dengan substrat. Tujuan dari penyesuaian bentuk
ini adalah untuk meningkatkan kecocokan dengan substrat sehingga membuat ikatan
enzim dan substrat menjadi lebih reaktif. Sisi aktif molekul enzim akan menjadi
tempat melekatnya substrat sehingga bisa membentuk molekul kompleks enzim -
substrat. Molekul enzim akan berubah ke bentuk semula setelah produk dihasilkan
dan siap untuk menerima substrat baru yang lain lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar